Awal ketertarikan saya akan metode produktivitas GTD berawal ketika saya hendak masuk kuliah di pertengahan 2014 yang lalu. Sadar akan kapasitas otak saya yang tidak akan mungkin mengingat daftar hal yang perlu dikerjakan, saya perlu sebuah sistem untuk membantu menyimpannya. Mulailah saya berkenalan dengan aplikasi to-do list atau task manager.
Aplikasi pertama yang saya gunakan adalah Clear dari RealMac Software. Berbasis gesture, aplikasi ini bermanfaat untuk membuat daftar pekerjaan sederhana. Kamu bisa menambahkan pengingat dan membuat kategori daftar pekerjaan lebih dari satu. Clear merupakan aplikasi yang sangat praktis untuk membuat daftar sederhana. Karena saya membutuhkan fitur lebih dari sekedar list pekerjaan, saya mulai berburu aplikasi task manager dan saya menemukan Things.
Things 2 dari Cultured Code merupakan task manager berbasis GTD. Memiliki tiga versi aplikasi, daftar pekerjaan yang tersimpan tersinkronisasi lewat Things Cloud. Dengan Things 2, saya bisa membuat daftar catatan pekerjaan lengkap dengan keterangan tambahan, due date, dan membuat catatan pekerjaan berulang.
OmniFocus termasuk task manager paling akhir yang saya beli. Pertama, harga OmniFocus cukup mahal waktu itu, $49.99 kalau tidak salah. Itu baru membeli aplikasinya saja. Untuk benar-benar mendapatkan keseluruhan fiturnya, ada versi Pro yang bisa dibeli dalam aplikasinya, biayanya $29.99. Kedua, saya belum benar-benar menggunakan GTD secara penuh dalam mengelola daftar pekerjaan dan urusan-urusan lainnya.
So, buying OmniFocus is quite expensive investment but I buy it eventually.
Menggunakan OmniFocus, ada beberapa hal yang perlu dipelajari. Hal ini karena OmniFocus sangat berpusat pada metode GTD dan memberikan fleksibilitas luar biasa untuk melihat daftar pekerjaan lewat beragam perspektif. OmniFocus memiliki pilihan tipe project yang tidak dimiliki task manager lainnya.
Tampilan baru
OmniFocus 3 membawa tampilan baru khas iOS 11 dimana nama tiap-tiap tampilan menggunakan huruf besar. Ikon serta huruf di OmniFocus 3 juga lebih tebal daripada versi sebelumnya.
Tampilan mode gelap juga masih tersedia di OmniFocus 3. Pada bagian Inspector, kamu bisa memilih pengaturan apa saja yang ingin ditampilkan sekaligus urutannya. Dengan begitu, kamu dapat menggunakan OmniFocus sesuai keinginan. Mau yang simpel, bisa. Mau menambahkan sebanyak mungkin informasi di sebuah catatan pekerjaan, bisa.
Pada bagian Forecast, OmniFocus 3 kini juga dapat menampilkan kalendar yang kamu miliki. Hal ini mempermudah menjadwalkan pekerjaan sesuai dengan agenda yang kamu miliki.
Multiple Edit
Ketika Things 3 dirilis tahun lalu dengan fitur mengedit beberapa catatan sekaligus, banyak pengguna OmniFocus yang menginginkan fitur serupa. OmniGroup selaku pengembang OmniFocus akhirnya mengabulkan permintaan pengguna aplikasinya.
Untuk mengedit beberapa catatan pekerjaan sekaligus, kamu bisa menekan tombol Edit di kanan atas, kemudian pilih catatan mana saja yang ingin diedit. Kamu bisa membuat project dari catatan terpilih, menambahkan defer atau due date, menambahkan flag atau tag dan masih banyak lagi.
Jika kamu bekerja dengan iPad, OmniFocus 3 juga mendukung drag and drop. Hal ini mempermudah dalam organisir catatan pekerjaan ke dalam project yang dimiliki.
Tags
Teknik GTD dari David Allen menyarankan penggunaan context dalam mengelola catatan pekerjaan. Context ini bisa berupa tempat, orang, benda atau hal-hal lain yang dapat membantu/ memberikan informasi tambahan dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan.
OmniFocus 2 memiliki fitur context. Pada OmniFocus 3, context diganti menjadi tag. Fungsinya masih sama. Hanya saja dengan OmniFocus 3 kamu bisa menambahkan lebih dari satu tag dalam sebuah catatan pekerjaan.
Tag juga bisa dimanfaatkan untuk menyaring daftar pekerjaan yang spesifik atau sesuai konteks yang diinginkan. Misalnya, saya menandai catatan dengan tag Errands untuk mengetahui barang belanjaan apa saja yang harus dibeli.
Repeating tasks dan notifikasi yang lebih fleksibel
Fleksibilitas menjadi tema utama update OmniFocus 3. Ada dua fitur lagi yaitu repeating tasks dan notifikasi yang bisa diatur sesuai keinginan. Repeating tasks kini bisa diatur di hari tertentu setiap bulan atau beberapa bulan sekali yang sebelumnya tidak bisa dilakukan di OmniFocus 3. Kamu juga bisa menambahkan repeating tasks dengan perulangan, tiap minggu pertama, kedua, dst.
Pada OmniFocus 3, kamu bisa menambahkan notifikasi khusus pada tiap-tiap catatan pekerjaan. Notifikasi bisa diatur sefleksibel mungkin. Misalnya, kamu bisa menambahkan beberapa notifikasi sekaligus tiap 30 menit sebelum due date.
Bagi mereka yang menganut dan menggunakan metode GTD dalam mengelola daftar pekerjaannya, OmniFocus adalah aplikasi yang paling tepat digunakan. Terlebih dengan update yang baru saja dihadirkan. Mencatat ide, merencanakan pekerjaan yang dilakukan, melakukan review hal-hal yang perlu dan harus dilakukan bisa dilakukan dengan mudah di OmniFocus.
OmniFocus 3 for Mac sedang tahap pengembangan. Selain versi Mac, OmniGroup juga mengatakan akan menghadirkan versi web dan fitur otomasi yang lebih mumpuni. Saya sendiri tak sabar untuk mencoba OmniFocus versi Web berhubung ketika bekerja di kantor saya menggunakan komputer Windows. Rencana pengembangan ini bisa kamu baca di blog milik OmniGroup.
Tentu tidak semua orang cocok menggunakan OmniFocus, kembali ke cara kerja masing-masing individu. Selain perlu mempelajari semua fitur yang ditawarkan oleh OmniFocus, investasi yang diperlukan untuk memiliki aplikasi ini dengan fitur penuh pun cukup mahal.
Sebelum membeli, kamu dapat mengunduh OmniFocus 3 secara gratis di App Store, setelah masa trial abis kamu bisa membeli OmniFocus 3 aplikasi versi Standar seharga $39.99 atau versi Pro dengan harga $59.99. Pengguna yang sudah memiliki OmniFocus 2 dapat upgrade ke versi 3 dengan harga diskon. Upgrade ke OmniFocus 3 Standard dengan harga $19.99 atau OmniFocus 3 Pro dengan harga $29.99.
Tertarik mencoba OmniFocus?
Download OmniFocus 3 di App Store.
Leave a Reply